MAKALAH
EYD DAN KALIMAT EFEKTIF
NAMA : AHMAD SHAFIYUDIN
KELAS : 3KA34
NPM : 10111452
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini penggunaan EYD dan Kalimat Efektif yang baik dan benar sudah
memudar. Apalagi dikalangan pelajar dan mahasiswa, mereka lebih sering
menggunakan ejaan yang kurang tepat dalam penulisan ataupun dalam pelafalan ejaan
dan kalimat. Mereka tidak pernah mempedulikan apakah kata yang mereka ucapkan
baik atau tidak maupun formal atau tidak formal. Padahal dengan menggunakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kalimat Efektif yang baik dan benar itu
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kata-kata yang dilafalkan
dan kalimat yang ditulis ke dalam sebuah tulisan dapat diterima oleh pendengar
atau pembaca.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas yaitu pentingnya mempelajari EYD dan Kalimat
Efektif. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penggunaan EYD dan Kalimat
Efektif yang baik dan benar.
C. Tujuan Penulisan
1.
Agar memahami Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD)
2.
Untuk mengetahui dan memahami
macam-macam Ejaan
3.
Untuk memahami pengertian Kalimat dan
Kalimat Efektif
4.
Untuk mengetahui dan memahami ciri
kalimat efektif beserta contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)
Ejaan
merupakan keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Ejaan
membicarakan tentang :
a) Penulisan Huruf
b) Penulisan Kata
c) Pemakaian Tanda Baca
Macam-macam Ejaan :
1) Ejaan Van Ophujsen (
nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901;
2) Ejaan Soewandi ( Menteri
P & K Republik Indonesia) tahun 1947;
3) Ejaan Melindo (Melayu –
Indonesia) tahun 1958;
4) Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan
ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku
pedoman mengenai EYD.
Hal yang ditekankan pada EYD adalah :
- Pemakaian
huruf
- Penulisan
huruf
- Penulisan
kata
- Penulisan
unsur serapan
- Pemakaian
tanda baca / pungtuasi
Singkatan dan Akronim
- Singkatan
adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
- Akronim
adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat.
Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata.
B.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat
(P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
Unsur-unsur kalimat terdiri dari :
1.
Subyek (S) : bagian kalimat yang
menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi
pangkal pembicaraan. Subyek biasanya diisi kata benda, frasa atau klausa;
2.
Predikat (P) : bagian kalimat yang
memberitahu suatu tindakan atau keadaan bagaimana subyek (pelaku);
3.
Obyek (O) : bagian kalimat yang
melengkapi predikat. Obyek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau
klausa nominal. Letak obyek (O) selalu dibelakang predikat (P);
4.
Pelengkap (Pel) : bagian kalimat yang
melengkapi predikat (P) atau obyek (O). Letak pelengkap (Pel) umumnya
dibelakang predikat yang berupa verba;
5.
Keterangan (Ket) : bagian kalimat yang
menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lain.
Unsur keterangan (Ket)
dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Jenis-jenis
keterangan :
a) Tempat : di, ke, dari, (di) dalam, pada;
b) Cara : secara, dengan cara, dengan
jalan;
c) Waktu : pada, dalam, se-, sebelum, dll;
d) Alat : dengan;
e) Tujuan : supaya, untuk, bagi, demi;
f) Penyerta : dengan, bersama, beserta;
g) Penyebaban : karena,
sebab;
h) Similatif : seperti, bagaikan, laksana.
Pola Kalimat Dasar dan Contohnya
1.
S-P (Saya sedang makan)
2.
S-P-O (Saya sedang makan nasi)
3.
S-P-Pel. (Saya sedang makan pagi)
4.
S-P-Ket. (Saya sedang makan di meja)
5.
S-P-O-Pel. (Saya sedang makan nasi goring)
6.
S-P-O-Ket. (Saya makan nasi dengan tempe)
7.
S-P-O-Pel-Ket (Saya makan nasi goreng dengan telur dadar)
Jenis-jenis Kalimat
1. Kalimat berdasarkan jumlah klausa
Kalimat tunggal :
a. kalimat nominal
b. kalimat adjektival
c. kalimat verbal
d. kalimat numerial
Kalimat majemuk :
a. kalimat majemuk setara
b. kalimat majemuk
bertingkat
2. Berdasarkan fungsi isinya
a. Kalimat berita /
deklaratif
b. Kalimat tanya /
interogatif
c. Kalimat perintah /
imperatif
d. Kalimat seru /
ekslamatif
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
yang benar yang jelas sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dipahami
pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
- Kesepadanan;
Keseimbangan antara
gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan dicirikan dengan
a.
Kalimat harus jelas Subjek dan Predikatnya. Kalimat menjadi tidak
efektif karena di depan subjek ada kata depan.
b.
Tidak boleh ada subjek ganda.
c.
Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
d.
Predikatnya tidak didahului kata yang.
Contoh kalimat yang
tidak sepadan.
a) Bagi semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
b) Soal itu saya kurang
jelas. (salah)
c) Kami datang agak
terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
d) Bahasa Indonesia yang
berasal dari bahasa Melayu.(salah)
2. Kesejajaran/
keparalelan
Penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang berpararel.
contoh:
·
Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,
kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan
di dalam bagasi tiba-tiba mati.
·
Harga minyak tanah dibekukan atau kenaikan secara wajar.
·
Penyelesaian pembangunan gedung itu menitikberatkan pada
merenovasi ruang, penataan taman, dan pemasangan lampu-lampu.
3. Ketegasan
/ penekanan
Suatu perlakuan penonjolan ide pokok kalimat. Ketegasan
dapat dilakukan dengan :
a.
Mengubah posisi dalam kalimat.
b.
Membuat urutan kata secara bertahap.
c.
Melakukan pengulangan kata / repetisi.
d.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e.
Menggunakan partikel penekan.
Contoh dari ketegasan.
· *Harapan presiden ialah
agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
· *Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negaranya dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
· Bukan seribu, sejuta,
atau seratus, tetapi berjuta-juta telah disumbangkannya kepada anak-anak
terlantar.
· Saya suka kecantikan
mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
· Anak itu tidak malas dan
curang, tetapi rajin dan jujur.
· Saudaralah yang
bertanggung jawab.
4. Kehematan
Kehematan kata dapat dilakukan dengan:
a. Hindari pengulangan
subjek
Contoh
:
·
Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal
berangkat.
·
Dia diangkat menjadi direktur karena dia seorang yang tekun
dan rajin.
b. Hindari pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
Contoh
:
Pada
hari Kamis tanggal 20 Maret 2008 Direktur PT Pelangi Utama yang berbendera
warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang
memproduksi lampu neon.
c. Hindari dua kata yang
bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Menurut
hasil penelitian seputar manajemen waktu mengemukakan bahwa menerima panggilan
telepon saat mengendarai mobil adalah merupakan gangguan yang dapat
membuyarkan konsentrasi sehingga dengan demikian akhirnya akan menurunkan
produktivitas kerja.
5. Kecermatan
Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan
tepat pada pilihan kata.
Contoh:
a.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
c.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para
hulubalang, dan para menteri.
6. Kepaduan/koherensi
Pernyataan dalam kalimat dibuat sepadu mungkin
sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Kepaduan dapat dilakukan dengan :
a.
Kalimat yang dibangun tidak bertele-tele.
b.
Kalimat mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib.
c.
Tidak menyisipkan kata daripada atau tentang diantara predikat
kata kerja dan objek.
7. Kelogisan
Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh
a.
Waktu dan tempat kami persilakan.
b.
Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
c.
Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di
daerah tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa belajar untuk memahami dan
mengetahui tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kalimat Efektif yang baik
dan benar sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Terutama untuk
para mahasiswa, karena dapat berguna sekali dalam penulisan ilmiah.
REFERENSI :
http://sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1