Rabu, 20 November 2013

TULISAN 4 (PERIODE NOVEMBER)

UNTUK MANAGEMEN PERSIJA

Pada saat melihat pemberitaan dan terdapat sebuah berita baru yang cukup mengecewakan kami. Kami sudah mulai terbiasa dikecewakan oleh bapak-bapak managemen. Kami hanya sekelompok orang yang menggilai Persija. Kami tidak mengerti tentang bagaimana mengelola sebuah tim. Kami buta akan hal tersebut, tetapi hanya melihat tim kami yang sekarang tidak sehebat yang dahulu. 
Hentikanlah langkah para pemain yang akan segera meninggalkan tim. Berikan hak mereka supaya langkah mereka untuk pergi segera terhenti. Satu pemain sudah pergi, lalu harus menunggu berapa pemain yang harus pergi supaya bapak-bapak managemen mau membuka sedikit saja mata hati. Jika memang sudah tidak mampu, mungkin sebaiknya anda berpikir untuk meninggalkan saja tim persija. Mungkin  masih banyak atau sedikitnya beberapa orang yang bisa mengembalikan kehormatan Persija dan Ibukota tercinta.


TULISAN 3 (PERIODE NOVEMBER)

BENNY DOLLO TETAP MELATIH PERSIJA

Managemen Persija sudah mencapai kata sepakat secara lisan dengan Benny Dollo untuk tetap menangani tim Ibukota di musim depan. Banyak hal yang perlu diperhatikan managemen, termasuk masalah finansial menjadi alasan penting untuk bersaing di musim depan, selain itu aku ingin melihat target managemen kedepannya seperti apa.

Berbicara mengenai skuad pemain musim depan Benny Dollo mengaku sudah mengantongi beberapa nama pemain incaran, tidak banyak yang berubah, bisa manfaatkan pemain muda musim kini yang memiliki potensi kedepannya.
Bendol masih enggan menyebutkan siapa nama-nama pemain yang menjadi bidikannya ketika ditanyakan lebih lebih lanjut. Semua rencana yang perlahan sudah mulai saya buat tidak akan berjalan mulus jika managemen belum berperan secara aktif.


TULISAN 2 (PERIODE NOVEMBER)

ILHAM RESMI MENINGGALKAN PERSIJA

Musim depan, Suporter setia Persija tak akan lagi melihat permainan lincah  andalan Persija musim lalu yaitu Muh. Ilham. Pemain sayap berusia 32 tahun itu telah resmi bergabung dengan grup promosi LSI, Persebaya.
Kepindahan Ilham menjadi pekerjaan rumah yang harus dikebut oleh managemen Persija untuk segera menyelesaikan tunggakan gaji pemain di musim lalu. Sebab bila gaji tak segera dilunasi, tidak menutup kemungkinan hengkangnya pemain-pemain lainnya hanya tinggal menunggu waktu. Muh. Ilham menjadi salah satu materi pemain yang tadinya akan dipertahankan Benny Dollo untuk komposisi pemain Persija musim depan. Namun Benny Dollo juga tidak bisa memaksa bila pemian andalannya itu memutuskan untuk pindah ke  Persebaya.


Minggu, 17 November 2013

TULISAN 1 (PERIODE NOVEMBER)

TROFI SUPORTER PERSIJA

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun Persija ke-85, komunitas Jakampus mengadakan Trofi Pendukung Persija yang mempertemukan Jakampus, Jakantor dan Jakmania Jadul yang digelar 16 NOVEMBER 2013 lalu di Stadion Lebak Bulus.
Pertandingan Trofi tersebut juga sebagai ajang silaturahmi pendukung Persija, dimana mulai dari Jakampus yang merupakan mahasiswa aktif, dilanjutkan dengan Jakantor dalam cangkupan usia produktifnya, dan terakhir tentu saja Jakmania Jadul yang berisi para pendiri, sesepuh serta pengurus Jakmania era Fery Indrasjarief atau biasa disapa Bung Fery yang juga ikut bermain.
Terlihat persiapan yang dilakukan oleh tim-tim peserta trofi tersebut, terlihat Jakantor sudah melakukan latihan dan seleksi untuk menjaring pemain-pemain berkualitas dari internalnya, tak ketinggalan Jakampus pun melakukan hal serupa. Walaupun sebagai ajang silaturahmi Jakmania Jadul pun tak gentar untuk menghadapi lawan-lawannya.
Selain sebagai rangkaian ulang tahun Persija dan silaturahmi lintas generasi Jakmania, acara tersebut juga sebagai ajang kilas balik serta mengenang saat-saat Persija masih menggunakan Stadion Lebak Bulus untuk menggelar laga rumah. Kerinduan akan angkernya Stadion Lebak Bulus untuk seluruh tim yang datang menghadapi Persija. 


TUGAS P2 (ARTIKEL)


Wibawa lembaga negara

Koran SINDO
Sabtu,  16 November 2013  −  08:07 WIB


UNTUK pertama kali sidang pembacaan putusan pemilukada di Mahkamah Konstitusi (MK) diwarnai kericuhan dan tindak kekerasan. Pada pembacaan putusan pemilukada Provinsi Maluku di Gedung MK, Kamis (14/11), puluhan pendukung salah satu calon gubernur dan calon wakil gubernur mengamuk, merangsek ke ruang sidang, merusak fasilitas persidangan, dan mengejar para hakim konstitusi. 


Hakim yang seharusnya dihormati dengan panggilan yang mulia itu pun lari tunggang langgang menghindari kejaran massa yang tidak puas dengan proses persidangan. Fenomena itu menunjukkan secara gamblang bahwa wibawa MK yang dulu angker itu telah runtuh dan hancur berkeping-keping. Kasus dugaan suap yang melibatkan mantan Ketua MK Akil Mochtar telah memberi kontribusi besar terhadap memudarnya wibawa dan marwah lembaga peradilan konstitusi itu. 


Dalam situasi seperti ini, apa pun putusan yang dijatuhkan MK dalam perkara pemilukada semakin diragukan masyarakat. Butuh waktu dan pengorbanan besar dari para hakim konstitusi untuk mengembalikan kepercayaan publik dan meminimalisasi Akil effect. Para pimpinan lembaga tinggi negara lain merespons cepat dan menyimpulkan hal serupa terhadap MK. 


Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui juru bicaranya meminta MK segera berbenah untuk mengembalikan wibawa lembaga negara. MK memang harus berbenah, introspeksi bahkan bertobat jika diperlukan. Bertobat dengan sesungguhnya untuk membersihkan diri dari suap, korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan tindakan tidak terpuji lainnya. Posisi MK memang sedang di ujung tanduk. 


Ke kiri salah, ke kanan salah, dan ke tengah pun salah. Jika fenomena ini kita lihat dalam gambar besar, sebenarnya kekecewaan publik terhadap lembaga peradilan kita dalam berbagai tingkatan sudah menumpuk sejak lama. Sudah tidak terhitung berapa kali kerusuhan terjadi di ruang pengadilan di berbagai daerah. Lagi-lagi hukum ternyata sulit menjangkau rasa keadilan masyarakat yang sebenarnya sudah demikian gamblang wujud dan bentuknya. 


Tapi selalu menjadi abstrak di depan hukum negara kita. Tidak hanya ke lembaga peradilan, tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi negara yang lain seperti kepolisian, kejaksaan, MA, DPR, MPR, presiden, bahkan KPK sekalipun terus merosot dalam beberapa waktu terakhir. Ini lampu merah kepada para penyelenggara negara. 


Kasus korupsi yang hampir menyentuh semua lini kehidupan benar-benar sudah menyakitkan rakyat. Tapi anehnya, masih banyak pejabat negara yang tidak merasa bagian dari kebobrokan kolektif tersebut. Bahkan dengan penuh percaya diri, si pejabat yang kinerjanya pas-pasan itu tebar pesona kanankiri seolah dirinya pantas dipilih kembali dalam Pemilu 2014. 


Politik pencitraan masih dianggap sebagai jurus ampuh untuk mengelabui rakyat pada Pemilu 2014. Padahal semakin banyak orang tahu bagaimana biasnya politik pencitraan. Wibawa MK runtuh, demikian pula wibawa lembaga-lembaga negara lain. Alangkah baiknya jika para pemimpin lembaga tinggi negara ini tidak saling menyalahkan dan merasa dirinya yang paling bersih. 


Kemerosotan wibawa lembaga negara ini harus dijawab dengan tindakan, perbuatan, dan prestasi kerja yang mengagumkan. Tidak ada yang sempurna di dunia fana. Tapi paling tidak harus ada upaya untuk malu kepada rakyat jika berbuat curang, menerima suap, menyalahgunakan kedudukan, maupun berdusta. MK harus berbenah. DPR juga harus segera insyaf, Istana juga tidak boleh jemawa dan segera menertibkan internalnya. 


Begitu pula MA, KPK, pengadilan, kepolisian, kejaksaan, dan semua unsur lembaga kenegaraan lainnya. Sadarkah kita bahwa masyarakat sudah sedemikian berat untuk memberikan kepercayaan kepada lembaga-lembaga itu?

(nfl)

========================================================================

KOMENTAR  :

Menurut pendapat saya, artikel di atas ada beberapa yang tidak mencakup kriteria EYD yang baik dan benar. Contohnya pada kalimat seperti berikut :
  • UNTUK pertama kali sidang pembacaan putusan pemilukada di Mahkamah Konstitusi (MK) diwarnai kericuhan dan tindak kekerasan.
Seharusnya pada kata 'putusan' diberi imbuhan ke- supaya memenuhi konsep EYD yang benar.

  • Fenomena itu menunjukkan secara gamblang bahwa wibawa MK yang dulu angker itu telah runtuh dan hancur berkeping-keping. Kasus dugaan suap yang melibatkan mantan Ketua MK Akil Mochtar telah memberi kontribusi besar terhadap memudarnya wibawa dan marwah lembaga peradilan konstitusi itu. 
Kata 'gamblang' seharusnya dapat diganti dengan kata yang lebih efektif seperti diganti dengan kata 'jelas' atau 'tegas', supaya lebih mudah dipahami. 

  • Butuh waktu dan pengorbanan besar dari para hakim konstitusi untuk mengembalikan kepercayaan publik dan meminimalisasi Akil effect. Para pimpinan lembaga tinggi negara lain merespons cepat dan menyimpulkan hal serupa terhadap MK. 
Dalam penulisan bahasa indonesia, kata 'effect' seharusnya ditulis 'efek' dan pada kata 'merespons' seharusnya ditulis 'merespon' tanpa menggunakan huruf terakhir 's'.

  • Tapi paling tidak harus ada upaya untuk malu kepada rakyat jika berbuat curang, menerima suap, menyalahgunakan kedudukan, maupun berdusta.
Penulisan 'Tapi'lebih baik diberi awalan te- menjadi 'Tetapi.


  • MK harus berbenah. DPR juga harus segera insyaf, Istana juga tidak boleh jemawa dan segera menertibkan internalnya. 
 Pada kata 'insyaf'', seharusnya  ditulis 'insaf' sesuai dengan EYD yang benar.



TUGAS P2 (EYD DAN KALIMAT EFEKTIF)

MAKALAH
EYD DAN KALIMAT EFEKTIF







NAMA      : AHMAD SHAFIYUDIN
KELAS    : 3KA34
NPM         : 10111452








UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013/2014





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Pada era globalisasi ini penggunaan EYD  dan Kalimat Efektif yang baik dan benar sudah memudar. Apalagi dikalangan pelajar dan mahasiswa, mereka lebih sering menggunakan ejaan yang kurang tepat dalam penulisan ataupun dalam pelafalan ejaan dan kalimat. Mereka tidak pernah mempedulikan apakah kata yang mereka ucapkan baik atau tidak maupun formal atau tidak formal. Padahal dengan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kalimat Efektif yang baik dan benar itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kata-kata yang dilafalkan dan kalimat yang ditulis ke dalam sebuah tulisan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.

B.     Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas yaitu pentingnya mempelajari EYD dan Kalimat Efektif. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penggunaan EYD dan Kalimat Efektif yang baik dan benar.

C.     Tujuan Penulisan

1.    Agar memahami Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2.    Untuk mengetahui dan memahami macam-macam Ejaan
3.    Untuk memahami pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
4.    Untuk mengetahui dan memahami ciri kalimat efektif beserta contohnya



                                   



BAB II
PEMBAHASAN


A.   EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)

Ejaan merupakan keseluruhan peraturan mengenai  bagaimana melambangkan bunyi  ujaran dan hubungan antara  lambang-lambang itu. Ejaan membicarakan tentang  :
a)    Penulisan Huruf
b)    Penulisan Kata
c)    Pemakaian Tanda Baca

Macam-macam Ejaan :

1)    Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901;
2)    Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik Indonesia) tahun 1947;
3)    Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun 1958;
4)    Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedoman mengenai EYD.
Hal yang ditekankan pada EYD adalah :
  1. Pemakaian huruf
  2. Penulisan huruf
  3. Penulisan kata
  4. Penulisan unsur serapan
  5. Pemakaian tanda baca / pungtuasi
Singkatan dan Akronim
  1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
  2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata.

B.   KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
Unsur-unsur kalimat terdiri dari :
1.    Subyek (S) : bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal pembicaraan. Subyek biasanya diisi kata benda, frasa atau klausa;
2.    Predikat (P) : bagian kalimat yang memberitahu suatu tindakan atau keadaan bagaimana subyek (pelaku);
3.    Obyek (O) : bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa nominal. Letak obyek (O) selalu dibelakang predikat (P);
4.    Pelengkap (Pel) : bagian kalimat yang melengkapi predikat (P) atau obyek (O). Letak pelengkap (Pel) umumnya dibelakang predikat yang berupa verba;
5.    Keterangan (Ket) : bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lain.

Unsur keterangan (Ket) dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. 
Jenis-jenis keterangan :
a)     Tempat              : di, ke, dari, (di) dalam, pada;
b)     Cara                  : secara, dengan cara, dengan jalan;
c)     Waktu               : pada, dalam, se-, sebelum, dll;
d)     Alat                    : dengan;
e)     Tujuan              : supaya, untuk, bagi, demi;
f)      Penyerta           : dengan, bersama, beserta;
g)     Penyebaban    : karena, sebab;               
h)     Similatif            : seperti, bagaikan, laksana.

Pola Kalimat Dasar dan Contohnya

1.    S-P (Saya sedang makan)
2.    S-P-O (Saya sedang makan nasi)
3.    S-P-Pel. (Saya sedang makan pagi)
4.    S-P-Ket. (Saya sedang makan di meja)
5.    S-P-O-Pel. (Saya sedang makan nasi goring)
6.    S-P-O-Ket. (Saya makan nasi dengan tempe)
7.    S-P-O-Pel-Ket (Saya makan nasi goreng dengan telur dadar)

Jenis-jenis Kalimat

1.      Kalimat berdasarkan jumlah klausa
Kalimat tunggal :
a.      kalimat nominal
b.      kalimat adjektival
c.      kalimat verbal
d.      kalimat numerial
Kalimat majemuk :
a.      kalimat majemuk setara
b.      kalimat majemuk bertingkat

2.    Berdasarkan fungsi isinya

a.    Kalimat berita / deklaratif
b.    Kalimat tanya / interogatif
c.    Kalimat perintah / imperatif
d.    Kalimat seru / ekslamatif

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat yang benar yang jelas sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dipahami pembaca.

Ciri-ciri kalimat efektif:
  1. Kesepadanan;
Keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan dicirikan dengan
a.    Kalimat harus jelas Subjek dan Predikatnya. Kalimat menjadi tidak efektif karena di depan subjek ada kata depan.
b.    Tidak boleh ada subjek ganda.
c.    Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
d.    Predikatnya tidak didahului kata yang.
Contoh kalimat yang tidak sepadan.
a)    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
b)    Soal itu saya kurang jelas. (salah)
c)    Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
d)    Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.(salah)

     2.  Kesejajaran/ keparalelan
Penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang berpararel.
contoh:
·         Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang,  busuknya makanan, dan jika hewan yang  diletakkan di dalam bagasi tiba-tiba mati.
·         Harga minyak tanah dibekukan atau kenaikan secara wajar.
·         Penyelesaian pembangunan gedung itu  menitikberatkan pada merenovasi ruang, penataan taman, dan pemasangan lampu-lampu.

       3.    Ketegasan / penekanan
             Suatu perlakuan penonjolan ide pokok kalimat. Ketegasan dapat dilakukan dengan :
a.    Mengubah posisi dalam kalimat.
b.    Membuat urutan kata secara bertahap.
c.    Melakukan pengulangan kata / repetisi.
d.    Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e.    Menggunakan partikel penekan.

Contoh dari ketegasan.
·       *Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
·       *Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negaranya dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
·       Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta telah disumbangkannya kepada anak-anak terlantar.
·       Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
·       Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
·       Saudaralah yang bertanggung jawab.

             4.  Kehematan 
Kehematan kata dapat dilakukan dengan:
a.    Hindari pengulangan subjek
Contoh :
·         Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.
·         Dia diangkat menjadi direktur karena dia seorang  yang tekun dan rajin.

b.    Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh :
Pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2008 Direktur PT Pelangi Utama yang berbendera warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi lampu neon.

c.    Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Menurut hasil penelitian seputar manajemen waktu mengemukakan bahwa menerima panggilan telepon saat mengendarai  mobil adalah merupakan gangguan yang dapat membuyarkan konsentrasi sehingga dengan demikian akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

            5.   Kecermatan
            Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat pada pilihan kata.
Contoh:
a.    Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.    Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
c.    Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. 

            6.   Kepaduan/koherensi
          Pernyataan dalam kalimat dibuat sepadu mungkin sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Kepaduan dapat dilakukan dengan :
a.    Kalimat yang dibangun tidak bertele-tele.
b.    Kalimat mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib.
c.    Tidak menyisipkan kata daripada atau tentang diantara predikat kata kerja dan objek.

           7.     Kelogisan
            Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh
a.    Waktu dan tempat kami persilakan.
b.    Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
c.    Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

           Dapat disimpulkan bahwa belajar untuk memahami dan mengetahui tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kalimat Efektif yang baik dan benar sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Terutama untuk para mahasiswa, karena dapat berguna sekali dalam penulisan ilmiah.











REFERENSI :

http://sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1