Minggu, 17 November 2013

TUGAS P2 (EYD DAN KALIMAT EFEKTIF)

MAKALAH
EYD DAN KALIMAT EFEKTIF







NAMA      : AHMAD SHAFIYUDIN
KELAS    : 3KA34
NPM         : 10111452








UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013/2014





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Pada era globalisasi ini penggunaan EYD  dan Kalimat Efektif yang baik dan benar sudah memudar. Apalagi dikalangan pelajar dan mahasiswa, mereka lebih sering menggunakan ejaan yang kurang tepat dalam penulisan ataupun dalam pelafalan ejaan dan kalimat. Mereka tidak pernah mempedulikan apakah kata yang mereka ucapkan baik atau tidak maupun formal atau tidak formal. Padahal dengan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kalimat Efektif yang baik dan benar itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kata-kata yang dilafalkan dan kalimat yang ditulis ke dalam sebuah tulisan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.

B.     Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas yaitu pentingnya mempelajari EYD dan Kalimat Efektif. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penggunaan EYD dan Kalimat Efektif yang baik dan benar.

C.     Tujuan Penulisan

1.    Agar memahami Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2.    Untuk mengetahui dan memahami macam-macam Ejaan
3.    Untuk memahami pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
4.    Untuk mengetahui dan memahami ciri kalimat efektif beserta contohnya



                                   



BAB II
PEMBAHASAN


A.   EYD (EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)

Ejaan merupakan keseluruhan peraturan mengenai  bagaimana melambangkan bunyi  ujaran dan hubungan antara  lambang-lambang itu. Ejaan membicarakan tentang  :
a)    Penulisan Huruf
b)    Penulisan Kata
c)    Pemakaian Tanda Baca

Macam-macam Ejaan :

1)    Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901;
2)    Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik Indonesia) tahun 1947;
3)    Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun 1958;
4)    Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan 16 Agustus 1972, kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedoman mengenai EYD.
Hal yang ditekankan pada EYD adalah :
  1. Pemakaian huruf
  2. Penulisan huruf
  3. Penulisan kata
  4. Penulisan unsur serapan
  5. Pemakaian tanda baca / pungtuasi
Singkatan dan Akronim
  1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
  2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata.

B.   KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.
Unsur-unsur kalimat terdiri dari :
1.    Subyek (S) : bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal pembicaraan. Subyek biasanya diisi kata benda, frasa atau klausa;
2.    Predikat (P) : bagian kalimat yang memberitahu suatu tindakan atau keadaan bagaimana subyek (pelaku);
3.    Obyek (O) : bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa nominal. Letak obyek (O) selalu dibelakang predikat (P);
4.    Pelengkap (Pel) : bagian kalimat yang melengkapi predikat (P) atau obyek (O). Letak pelengkap (Pel) umumnya dibelakang predikat yang berupa verba;
5.    Keterangan (Ket) : bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lain.

Unsur keterangan (Ket) dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. 
Jenis-jenis keterangan :
a)     Tempat              : di, ke, dari, (di) dalam, pada;
b)     Cara                  : secara, dengan cara, dengan jalan;
c)     Waktu               : pada, dalam, se-, sebelum, dll;
d)     Alat                    : dengan;
e)     Tujuan              : supaya, untuk, bagi, demi;
f)      Penyerta           : dengan, bersama, beserta;
g)     Penyebaban    : karena, sebab;               
h)     Similatif            : seperti, bagaikan, laksana.

Pola Kalimat Dasar dan Contohnya

1.    S-P (Saya sedang makan)
2.    S-P-O (Saya sedang makan nasi)
3.    S-P-Pel. (Saya sedang makan pagi)
4.    S-P-Ket. (Saya sedang makan di meja)
5.    S-P-O-Pel. (Saya sedang makan nasi goring)
6.    S-P-O-Ket. (Saya makan nasi dengan tempe)
7.    S-P-O-Pel-Ket (Saya makan nasi goreng dengan telur dadar)

Jenis-jenis Kalimat

1.      Kalimat berdasarkan jumlah klausa
Kalimat tunggal :
a.      kalimat nominal
b.      kalimat adjektival
c.      kalimat verbal
d.      kalimat numerial
Kalimat majemuk :
a.      kalimat majemuk setara
b.      kalimat majemuk bertingkat

2.    Berdasarkan fungsi isinya

a.    Kalimat berita / deklaratif
b.    Kalimat tanya / interogatif
c.    Kalimat perintah / imperatif
d.    Kalimat seru / ekslamatif

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat yang benar yang jelas sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dipahami pembaca.

Ciri-ciri kalimat efektif:
  1. Kesepadanan;
Keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan dicirikan dengan
a.    Kalimat harus jelas Subjek dan Predikatnya. Kalimat menjadi tidak efektif karena di depan subjek ada kata depan.
b.    Tidak boleh ada subjek ganda.
c.    Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
d.    Predikatnya tidak didahului kata yang.
Contoh kalimat yang tidak sepadan.
a)    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
b)    Soal itu saya kurang jelas. (salah)
c)    Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
d)    Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.(salah)

     2.  Kesejajaran/ keparalelan
Penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang berpararel.
contoh:
·         Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang,  busuknya makanan, dan jika hewan yang  diletakkan di dalam bagasi tiba-tiba mati.
·         Harga minyak tanah dibekukan atau kenaikan secara wajar.
·         Penyelesaian pembangunan gedung itu  menitikberatkan pada merenovasi ruang, penataan taman, dan pemasangan lampu-lampu.

       3.    Ketegasan / penekanan
             Suatu perlakuan penonjolan ide pokok kalimat. Ketegasan dapat dilakukan dengan :
a.    Mengubah posisi dalam kalimat.
b.    Membuat urutan kata secara bertahap.
c.    Melakukan pengulangan kata / repetisi.
d.    Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e.    Menggunakan partikel penekan.

Contoh dari ketegasan.
·       *Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
·       *Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negaranya dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
·       Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta telah disumbangkannya kepada anak-anak terlantar.
·       Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
·       Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
·       Saudaralah yang bertanggung jawab.

             4.  Kehematan 
Kehematan kata dapat dilakukan dengan:
a.    Hindari pengulangan subjek
Contoh :
·         Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.
·         Dia diangkat menjadi direktur karena dia seorang  yang tekun dan rajin.

b.    Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh :
Pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2008 Direktur PT Pelangi Utama yang berbendera warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi lampu neon.

c.    Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Menurut hasil penelitian seputar manajemen waktu mengemukakan bahwa menerima panggilan telepon saat mengendarai  mobil adalah merupakan gangguan yang dapat membuyarkan konsentrasi sehingga dengan demikian akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

            5.   Kecermatan
            Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat pada pilihan kata.
Contoh:
a.    Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.    Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
c.    Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. 

            6.   Kepaduan/koherensi
          Pernyataan dalam kalimat dibuat sepadu mungkin sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Kepaduan dapat dilakukan dengan :
a.    Kalimat yang dibangun tidak bertele-tele.
b.    Kalimat mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib.
c.    Tidak menyisipkan kata daripada atau tentang diantara predikat kata kerja dan objek.

           7.     Kelogisan
            Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh
a.    Waktu dan tempat kami persilakan.
b.    Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
c.    Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

           Dapat disimpulkan bahwa belajar untuk memahami dan mengetahui tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Kalimat Efektif yang baik dan benar sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Terutama untuk para mahasiswa, karena dapat berguna sekali dalam penulisan ilmiah.











REFERENSI :

http://sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar