Minggu, 17 November 2013

TULISAN 4 (PERIODE OKTOBER)

PERSIJA SEPERTI BUNGA MAWAR

Persija Jakarta memang selalu menarik untuk diberitakan, entah itu baik atau buruk. Resiko tim sepakbola yang berbasis dari ibukota sudah pasti jadi alasannya, kemenangan maupun kekalahan serta tindak tanduk para suporternya selalu saja menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan baik di dunia nyata maupun di dunia maya, karena itu ada yang berkata "bad news is good news".
Jakarta macet itu sudah biasa, Jakarta kebanjiran itu sudah selayaknya, tapi apa lagi yang ditunggu supporter Persija Jakarta selain melihat tim “Macan Kemayoran” juara? Persija Jakarta yang kini bermarkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, mungkin harus mengingat pesan kecil dari seniman betawi yaitu almarhum Benyamin Sueb dalam film Si Doel Anak Sekolahan, beliau pernah memberikan guyonan kepada seorang pelatih sepakbola dengan kata-kata,”Latihan Mulu, Menang Kaga”. Dan mungkin sudah sewajarnya kita sebagai supporter Persija Jakarta berkata, ”Latihan Terus, Kapan Juara?”
Seperti Monas, Gelora Bung Karno, Bundaran HI bahkan sampai Stasiun Senen sekalipun adalah monumen bersejarah yang ada di ibukota, generasi muda Jakarta sekarang mungkin hanya bisa mendengar cerita dari orang-orang tua proses pembuatan situs-situs sejarah tersebut, lantas apa Persija Jakarta tega membuat generasi muda Jakarta sekarang ini tidak punya cerita melihat Persija Jakarta juara untuk anak cucunya nanti? Karena bagi saya pribadi, bicara Persija Jakarta adalah bicara tentang sejarah dan ketika Persija Jakarta melakukan kesalahan, maka selayaknya supporter pasti memberikan pandangan dan ingatan walau dengan senyuman juga sedikit kemarahan.
Terasa sulit memang sekarang ini menjadikan Persija Jakarta sebagai identitas ibukota, tetapi sulit bukan berarti tidak mungkin tentunya. Seperti bunga mawar yang tidak pernah mempropagandakan harumnya, Persija Jakarta sudah besar dengan sejarahnya dari Stadion Ikada sampai Gelora Bung Karno, dari merah ke oranye dan dari Tan Liong Houw Hingga Bambang Pamungkas, ketika Monas terpampang nyata di dalam dada dan membuat kita tersenyum bangga dengan sejarah yang ada. Jadi, sepatutnya bangga supporter persija Jakarta, karena kita lambat laun menjadi separuh sejarah untuk ibukota.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar